Gentingnya Kecerdasan Emosional di Tengah Kecerdasan Buatan - Lens Of SAN

Gentingnya Kecerdasan Emosional di Tengah Kecerdasan Buatan

Gentingnya Kecerdasan Emosional di Tengah Kecerdasan Buatan


Pernah ngerasa nggak enakan kalau mau nolak ajakan seseorang? Atau sungkan pas dimintain tolong? Kalau pernah, mungkin kamu orang yang nggak bisa mengungkapkan perasaan. Dan itu, tanda kalau kamu punya kecerdasan emosional yang rendah. Di Tulisan ini, kita akan mengulik pentingnya kecerdasan emosional dan gimana cara meningkatkannya.

Di era yang apa-apa kudu instan. Orang-orang akan menjunjung tinggi pengetahuan, mendewakan rasionalitas, melawan keajaiban. Lalu, lupa bahwa ada kecerdasan emosional yang perlu kita libatkan dalam aspek kehidupan kita. Kecerdasan emosional adalah sikap yang cerdas dalam memperlakukan emosi. Orang yang cerdas secara emosi sangat dibutuhkan, apalagi saat ini, hampir semua orang memiliki  kecerdasan intelektual yang tinggi tapi rendah kecerdasan emosionalnya.

Kecerdasan emosional punya fungsi di kehidupan kita, bahkan dalam hubungan sosial kita. Contohnya, jika ada pemilihan pemimpin di suatu perusahaan, orang-orang akan memilih pemimpin yang nggak cuma cerdas secara intelektual tapi juga punya kecerdasan emosional yang baik. Karena mereka lebih suka pemimpin yang peduli, ngehargain, nggak egois, ngerti keadaan dan kondisi mereka.

Ciri orang yang rendah secara emosional biasanya nggak peka, egois, pendengar yang jelek, cenderung menyalahkan orang lain atas perasaannya yang negatif, suka memotong pembicaraan, suka bila orang lain lebih buruk daripada dirinya, suka makan seblak dan masih banyak lagi. Ini nggak hanya merugikan diri sendiri tapi juga orang lain.

Daniel Goleman, jelasin kalau kecerdasan emosional itu terdiri dari empat aspek:

1. Kesadaran diri

Kamu tahu apa yang kamu rasain, kamu tahu kalau kamu lagi sedih, kesal, cemas, senang...

2. Manajemen diri

Kamu bisa mengelola emosi mu ketika ada sikap, perilaku, situasi yang negatif maupun positif

3. Kesadaran sosial

Kamu punya empati, empati itu nggak cuma tahu pikiran dan perasaan seseorang tapi juga peduli dengan mereka

4. Manajemen sosial

Kamu jadi orang bijak, kamu bisa menangani permasalahan dengan baik, jadi pendengar yang baik, jadi komunikator yang baik.

Hati-hati punya kecerdasan emosional yang rendah. seseorang bisa mempengaruhimu dengan mudah. Pengemis yang bawa anak bisa mempengaruhi kita untuk mengasihi dan memberi. Program TV yang menayangkan kisah sedih akan lebih menarik karena bisa mempengaruhi emosi penonton. Bahkan orang yang nggak bisa mengungkapkan cintanya, muda buat dimanfaatin.

Nggak seperti kecerdasan intelektual yang hampir tidak berubah sepanjang hidup kita, kecerdasan emosional dapat berubah dengan dipelajari atau dibangun. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan emosional kita adalah dengan membaca karya sastra, Novel.

"Membaca novel dapat membantu orang lebih memahami orang lain dan dunia. Semakin banyak membaca novel, semakin banyak persepektif yang dapat diserapnya. Sedangkan dasar dari empati itu sendiri haruslah kemauan untuk mendengarkan perspektif orang lain." – Raymond Mar

Dengan membaca novel kita bisa menemukan sudut pandang yang berbeda dari tokoh, latar belakang, situasi, atau peristiwa yang terjadi di cerita. Novel membagikan kepada kita emosi yang kadang-kadang nggak pernah kita temui di kehidupan. Novel punya pesan moral dan dilema moral untuk dipelajari. bagaimana sikap dan keputusan kita ketika menghadapi situasi yang sulit.

Banyak dari kita lebih memilih visual daripada tulisan, karya sastra film daripada novel. Nggak mau susah-susah berimajinasi. Karakteristik manusia zaman sekarang, Pragmatis. Memang, film bisa mempengaruhi emosi kita, bisa bikin kita nangis, sedih, tegang... tapi rasanya berbeda dengan membaca novel. Novel ngajak kita buat berpikir, masuk lebih dalam ke situasi tokoh, memecahkan konflik bersama-sama. Pembaca seperti hadir ke dalam cerita.

Ada kata-kata yang menarik soal sastra:

"Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai."– Pramoedya Ananta Toer

Yaudah, itu aja. Makasih semuanya...


Penulis: Ahmad Hanif

Kunjungi websitenya: ahmadhanif.com



https://id.pinterest.com/pngtree/


Menunggu Pesan Indahmu :(